Ahad, 2 Januari 2011
DUA BUAH SAJAK TERBAHARU JAMILAH MOHAMMAD NOR
Sepetang di Pantai Remis
Pantai remis
ku kunjungimu buat kesekian kalinya
ku susurimu untuk mendengar
Debur ombakmu yang malas menderu
Petang di pantai remis
Bagai memaksaku untuk tidak mengingatimu
walau sesaat cuma
sesungguhnya kepedihan keberadaanku di sana
amat menikam jiwa kerdilku.
sepetang di pantai remis
menyindir dan memalukanku
penyesalan pecah di puncak minda
jatuh berkecai di kaki.
pantai remis
dingin bayu dari laut
tidak pernah tahu
tentang sukarnya aku menerima
seseorang yang asing
yang kukenali dan terkadang tidakku kenali
lalu siapakah manusia itu, tiba0tiba
sesuka mengheretku kelembah noda
sewenangnya menenggelamkanku
ke dasar lautan dalam berlumpur
persih lumpur di pinggir pantaimu.
bila matahari berbicara
kata matahari
bicaraku kan memaksa panasnya membahang
bicaraku kan membuat semua kekeringan
bicaraku kan membuat kekontangan
bicaraku kan membakar
rentung...bersisa jadi abu
tak sehebat kerikil merapi
melebur seperti panasnya sahara
kata matahari
mengapa panasku tidak di sukai
mengapa sinarku kekadang di benci
mengapa cerahku membawa walang
mengapa bahangku tidak bisa membawa kedinginan
seperti dingin di kutub salju
dan persis dingin sonata
berjuta warna pelangi
mengapa secalit ungu jua di cari??
bila matahari berbicara
jadilah seperti aku
sebutir berlian di dada langit
menyinari maya bersinar megah
kata matahari
sesungguhnya tanpa sinarku
membuat dunia ini kalam dan menyilukan
sesungguhnya panahan cahayaku bisa membuat
kerinduan yang berpanjangan
Nukilan
Jamilah Mohammad Nor
Klang, Selangor.
Pantai remis
ku kunjungimu buat kesekian kalinya
ku susurimu untuk mendengar
Debur ombakmu yang malas menderu
Petang di pantai remis
Bagai memaksaku untuk tidak mengingatimu
walau sesaat cuma
sesungguhnya kepedihan keberadaanku di sana
amat menikam jiwa kerdilku.
sepetang di pantai remis
menyindir dan memalukanku
penyesalan pecah di puncak minda
jatuh berkecai di kaki.
pantai remis
dingin bayu dari laut
tidak pernah tahu
tentang sukarnya aku menerima
seseorang yang asing
yang kukenali dan terkadang tidakku kenali
lalu siapakah manusia itu, tiba0tiba
sesuka mengheretku kelembah noda
sewenangnya menenggelamkanku
ke dasar lautan dalam berlumpur
persih lumpur di pinggir pantaimu.
bila matahari berbicara
kata matahari
bicaraku kan memaksa panasnya membahang
bicaraku kan membuat semua kekeringan
bicaraku kan membuat kekontangan
bicaraku kan membakar
rentung...bersisa jadi abu
tak sehebat kerikil merapi
melebur seperti panasnya sahara
kata matahari
mengapa panasku tidak di sukai
mengapa sinarku kekadang di benci
mengapa cerahku membawa walang
mengapa bahangku tidak bisa membawa kedinginan
seperti dingin di kutub salju
dan persis dingin sonata
berjuta warna pelangi
mengapa secalit ungu jua di cari??
bila matahari berbicara
jadilah seperti aku
sebutir berlian di dada langit
menyinari maya bersinar megah
kata matahari
sesungguhnya tanpa sinarku
membuat dunia ini kalam dan menyilukan
sesungguhnya panahan cahayaku bisa membuat
kerinduan yang berpanjangan
Nukilan
Jamilah Mohammad Nor
Klang, Selangor.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan