Selasa, 5 Januari 2010
SAJAK: DURI DALAM BELUKAR KITA
Duri dalam belukar kita
(kepada siapa yang mengerti)
Tumbuh dari dua pohon hawa
dari tulang rasa hati
tajam durinya merentang
di tengah-tengah laluan
dalam belukar kita
tempat cucu adam berpijak
dan bermain-main di meja.
Kita masih nanar dalam belukar
walaupun tahu tajamnya duri
kita terpijak dan disentak
sudah berapa kali
meja dan kerusi
tempat duduk kita menjadi
tidak selesa, keras dan berkeluli
panas dan membakar hati.
Suara kita luka berdarah
suara siapapun tidak diendah
ini suara dari gema pohon hawa
wangi dan tajam berduri
membelah ulu hati.
Daerah kita telah lama kehilangan seri
daerah kita telah lama dimamah api
cucu adam kian luka di kaki
berdarah di hati.
Duri dalam belukar kita
menyucuk jantung cendekiawan
menyentak kesinambungan
sebuah kegemilangan.
Tanjung Malim.
5 Jan 2010
(kepada siapa yang mengerti)
Tumbuh dari dua pohon hawa
dari tulang rasa hati
tajam durinya merentang
di tengah-tengah laluan
dalam belukar kita
tempat cucu adam berpijak
dan bermain-main di meja.
Kita masih nanar dalam belukar
walaupun tahu tajamnya duri
kita terpijak dan disentak
sudah berapa kali
meja dan kerusi
tempat duduk kita menjadi
tidak selesa, keras dan berkeluli
panas dan membakar hati.
Suara kita luka berdarah
suara siapapun tidak diendah
ini suara dari gema pohon hawa
wangi dan tajam berduri
membelah ulu hati.
Daerah kita telah lama kehilangan seri
daerah kita telah lama dimamah api
cucu adam kian luka di kaki
berdarah di hati.
Duri dalam belukar kita
menyucuk jantung cendekiawan
menyentak kesinambungan
sebuah kegemilangan.
Tanjung Malim.
5 Jan 2010
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan